Skip to content Skip to footer

Flatcap, Topi Vintage Ikonik Lintas Zaman!

Bagi kalian penggemar series Peaky Blinders, pasti ngga asing dong sama topi yang sering dipake Thomas Shelby and de gang? Ya, topi tersebut bernama flatcap! Memang, secara fungsi topi adalah sebuah barang untuk melindungi kepala dari terik matahari maupun hujan, ataupun sekadar untuk bergaya. Namun, gak sedikit yang menjadikan topi ini menjadi identitas perkumpulan atau kelompok, seperti Peaky Blinders gitu!


Sejarah Flatcap

Nah, flatcap pun demikian, sebagai salah satu jenis topi tertua yang pernah diciptakan, kira-kira eksis pertama kali pada abad ke-14, topi vintage ini mengalami perkembangan dan mencapai popularitasnya pada abad 19 dan 20. Bahannya sendiri banyak dibuat dari bahan dasar wol, tweed, kanvas, dan kapas. Sedangkan bahan lain dan variasi flatcap yang lain biasanya berasal dari kulit hewan, atau corduroy. Untuk di bagian dalam topi pada umunya dirancang untuk kenyamanan penggunanya. Flatcap sendiri memiliki banyak nama seperti, paddy cap, cabbie cap, irish cap, bunnet, serta di Wales dikenal dengan nama Dai cap, sementara di Inggris dan New Zealand sering di sebut cheese-cutter.

Karena terjadi kelebihan produksi wol pada era revolusi industri, pemerintah Inggris akhirnya mengambil langkah dengan memerintahkan peningkatan produksi industri dengan bahan dasar wol pada tahun 1571, salah satunya flatcap ini. Gak cuma sampe situ, setiap lelaki yang bukan bangsawan dan pendeta, pun diwajibkan mengenakan topi tersebut setiap hari Sabtu. Kalo gak mau, kudu bayar denda. Kebijakan penggunaan topi pet berbahan wol emang cuma berlangsung sampe tahun 1597. Namun, masyarakat terlanjur terbiasa mengenakan aksesoris satu ini. Kebiasaan ini bahkan dibawa oleh warga Eropa ketika terjadi migrasi besar ke Amerika pada abad 19 hingga 20, tren bertopi pun makin populer.

Topi Mafia?

Sebelum topi ini populer seperti sekarang, dan menjadi aksesoris pelengkap outfit, flatcap punya sejarah tersendiri. Awalnya, topi dengan bentuk rata ini umum digunakan oleh masyarakat working class, seperti buruh pelabuhan hingga loper koran. Makanya, beberapa orang juga menyebut topi ini dengan sebutan topi newsboys.  Di Inggris Utara sendiri, topi ini cukup terkenal pada jamannya, sekitar tahun 1910- sampai dengan sekatang masih banyak diminati berbagai kalangan baik tua maupun muda. Para imigran Eropa, khususnya Irlandia, Skotlandia dan Inggris terlihat menggunakan flat cap pada saat pertama kali menginjakkan kakinya di Amerika akhir abad 19 dan 20 ketika gelombang imigrasi besar–besaran berlangsung di sana. Begitu juga dengan para imigran dari Italia Selatan terkenal dengan mafia-nya, juga sering menggunakan topi ini.

Sejarah di Indonesia

Kalo di Indonesia sendiri gimana nih? Di Indonesia sendiri, topi ini dikenal sebagai topi pelukis, topi seniman, topi sutradara, topi pet, bahkan topi copet! Kenapa topi ini identik dengan seniman? Mungkin, karena salah satu seniman sastra legendaris Indonesia, yaitu Pramoedya Ananta Toer sering terlihat menggunakan topi ini, maka banyak seniman lain ter-influence sehingga makin banyak seniman yang menggunakan topi ini dan membentuk sebuah pola atau ciri khusus. Soal topi copet, julukan ini tercipta karena di Indonesia pernah memutar film adaptasi dari novel anak Oliver Twist (1837) karya Charles Dickens yabg sempat booming di negeri ini. Dalam novel tersebut, Oliver, si karakter utama, adalah seorang pencuri cilik yang identik dengan topi newsboys-nya!


Gak disangka ya, topi yang dulu dipake sebagai simbol masyarakat kelas bawah, justru sekarang jadi aksesoris yang digandrungi semua kalangan. Bahkan, penggunanya sering dinilai keren dan punya selera tinggi! Kalo kalian sendiri punya flatcap gak di rumah?