Skip to content Skip to footer

Tren Moccasin dan Boat Shoes is Back? Mari Menyelami Rekam Jejaknya!

Seperti yang kita tau, perkembangan tren fashion memang sering bergulir setiap 10 tahunnya. Mulai dari kepala hingga ujung kaki pasti banyak terjadi perubahan; berganti atau pun menambah inovasi. Nah, merujuk pada pembahasan tren fashion sebelumnya yang bertajuk, post sneaker world itu nyata? Pastinya kita tau jikalau sepatu kulit memang kembali dapat menjadi item fashion paling ampuh buat ningkatin penampilan.

Tren Moccasins dan Boat shoes juga akhirnya mulai dipinang kembali di Indonesia, membuat sepatu ini mulai kembali ramai digunakan beberapa anak muda hingga orang tua. Beberapa brand sepatu lokal salah satunya, Jim Joker juga turut memproduksi sepatu Moccasins Skye 1CA, yang diperuntukkan untuk sepatu kulit yang nyaman untuk bekerja.

Langsung ajalah kalo gitu, kita simak artikel selengkapnya!


Apa itu Moccasin Shoes?

Sepatu moccasin pada umumnya adalah sepatu kulit yang berbahan lembut dan lentur yang terdiri dari satu bagian kulit yang menyelimuti seluruh bagian sepatu. Moccasin juga identik dengan sepatu tanpa heel, bahkan pada awal penggunaannya nggak memiliki sol. Sepatu ini bisa juga disebut sebagai ‘sarung kaki’ karena bentuknya yang menyelimuti seluruh kakimu dengan bahan kulitnya yang lembut.

Perbedaan Moccasin dan Boat Shoes

Meski sering dibilang sama, singkatnya ada dua perbedaan mendasar antara Boat shoes dan Moccasin. Boat shoes memiliki ikatan tali keliling di sekitar bagian tumit sepatu. Sedangkan moccasin, meskipun sama-sama slip on loafer, tidak memiliki tali keliling tadi.

Sejarah Moccasin Shoes

Menurut sejarah, sepatu berbentuk huruf U ini pertama kali digunakan oleh suku Algonquian, sebuah suku Indian yang dulu mendiami wilayah Kanada di Amerika Utara. Mereka menyebutnya dengan “makasin” yang artinya sepatu.

Dari sana, lama-lama sepatu itu pun tersebar hingga seluruh orang Indian di Amerika Utara memakainya. Ada sejumlah penyebutan moccasin, misalnya suku Ojibwe menyebutnya dengan nama “makisin” atau “makizinan”. Suku Siksika menyebut moccasin dengan “niitsitsikin”, sedangan orang Cree menyebutnya dengan “maskisin”.

Tetapi secara global, orang menyebut sepatu ini dengan moccasin. Ini karena suku Algonquian adalah suku Indian pertama yang berinteraksi dengan orang kulit putih dari Eropa. Mereka menyebut sepatu tersebut sebagaimana orang Algonquian menyebutnya, yaitu “makasin’ yang mungkin di lidah orang kulit putih terdengar sebagai “moccasin”.

Sepatu moccasin pada umumnya terbuat dari kulit hewan atau serat tanaman. Kulit hewan yang digunakan untuk membuat sepatu ini misalnya kulit domba, rusa kutub, rusa, sapi, moose, rusa elk dan bison. Bahan kulit diasapi terlebuh dahulu sebelum diproses lebih lanjut hingga menjadi sepatu. Para wanita Indian dari suku manapun memproduksi sepatu tersebut dengan cara yang hampir sama. Proses pembuatan sepatu seluruhnya dengan tangan. Bagian sepatu disatukan dengan cara dijahit.

Meski prosesnya mirip, produk sepatunya berbeda. Ada yang polos, ada yang bagian atasnya diberi hiasan misalnya manik-manik atau bordir. Sepatu moccasin menjadi pengenal daerah atau suku asal pemakainya. Moccasin suku Cheyenne misalnya, memiliki hiasan manik-manik aneka warna dan tali. Sedangkan mocassin orang Hopi agak lebih tinggi dari mata kaki, mirip sepatu ala western yang dipakai koboi.

Mocassin yang dibuat oleh warga suku Kiowa, selain manik-manik juga dihiasi dengan rumbai di sisi kanan untuk sepatu kanan dan jumbai di sisi kiri untuk sepatu kiri. Selain sebagai hiasan, jumbai tersebut juga berfungsi menutup jejak kaki pemakainya ketika berjalan.

Pada dasarnya, ada dua jenis moccasin yaitu pertama, moccasin Ojibwe yang sol sepatunya lunak dan nyaman dipakai untuk berjalan di atas salju. Kedua adalah moccasin Sioux yang bagian solnya lebih keras yang berguna untuk berjalan di area berbatu atau kaktus. Sepatu lainnya dibuat berdasarkan tujuannya atau kebutuhannya. Misalnya suku Inuit Mukluk yang membuat sepatu musim dingin yang ekstrim, dimana mereka menggunakan lapisan bulu agar kaki tetap hangat.

Ada tiga bagian sepatu yaitu pertama sepatu dengan bulu halus untuk menutupi bagian kaki hingga setinggi mata kali. Kemudian, sepatu tersebut dilapisi dengan sepatu bagian kedua yaitu boot setinggi lutut yang terbuat dari bahan yang lebih keras. Berikutnya adalah lapisan terluar sepatu boot yang berbulu.

Sepatu orang Apache merupakan sepatu boot moccasin yang tingginya selutut. Pada bagian ujung sepatu diangkat beberapa sentimeter agar jemari kaki tidak kaku atau bisa fleksibel ketika berlari. Sepatu ini juga berfungsi untuk melindungi kaki dari ular berbisa dan duri tanaman. Di awal tahun 1900an, sepatu moccasin rancangan suku Iroquois menjadi acuan sepatu model penny loafer alias sepatu santai. Pembuatnya adalah Nils Tveranger, seorang perancang sepatu dari Aurland, Norwegia.

Di masa-masa tersebut, Tveranger pernah melakukan kunjungan ke Amerika Serikat untuk mempelajari seni dan sejarah. Ia mematenkan desain sepatunya itu pada tahun 1920. Sementara itu Wildsmith, produsen sepatu dari London, Inggris juga membuat sepatu serupa di tahun 1926. Dari Norwegia dan London, rancangan sepatu santai itu pun berkembang ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Desainnya lebih modern dengan bahan bervariasi. Berikut adalah tayangan video mengenai proses pembuatan sepatu moccasin modern.

YouTube: Velasca

What Are The Differences Between Loafers and Moccasin and How to Wear Them?

Mungkin lo bingung membedakan sepatu model moccasin dengan loafer. Hal ini wajar, karena keduanya sekilas akan terlihat sama. Namun sebenarnya sepatu moccasins memiliki ciri khas yang berbeda dengan sepatu lain dan membuat penampilanmu semakin menarik.

Secara sejarah, sepatu loafers awalnya diciptakan oleh nelayan dari Skandinavia dengan menyatukan dua bagian kulit dengan strip di tengah. Sedangkan moccasin dibuat dari satu bagian kulit yang menutup hingga ke bagian atas. 

Ciri khas yang paling mencolok dari moccasin adalah modelnya yang tanpa heel, sedangkan loafer masih memiliki heel. Hal ini yang membuat look dari moccasin terlihat unik dan tentu saja lebih casual serta nyaman saat dikenakan karena desainnya yang ringan.

Kolaborasi Moccasin dan Boat Shoes

Berikut mimin akan menghadirkan beberapa kolaborasi ciamik yang membuat moccasin dan boat shoes, langsung aja selengkapnya di bawah ini!


Nah, mungkin segitu aja sejarah dan perkembangan moccasin dan boat shoes. Melihat ramainya tren sepatu kapal ini kembali nge-hits lagi di Indonesia, gimana menurut lo sendiri?

Kalo menurut mimin sendiri sih sepatu ini jelas nyaman untuk aktivitas semi-formal dan formal ya, sebab berbahan suede yang mewah akan membantu lo terlihat lebih fresh namun tetap profesional. Sangat cocok buat lo yang ingin beralih dari sepatu kantor yang terkesan terlalu serius dan membosankan.