Sebelum mengenal dunia denim melalui forum Darahkubiru, mengenal denim selvedge pun tidak. Begitu mengetahuinya, tentu ada kebanggaan tersendiri ketika mempunyai atau mengenakan jeans dari selvedge denim. Katanya sih, pengerjaannya lebih sulit dan quantity lebih terbatas dibanding non-selvedge.
Lantas muncul pertanyaan, apakah selvedge denim sudah pasti lebih baik dari non-selvedge denim?
Sepertinya tidak perlu membahas terlalu banyak tentang apa itu selvedge dan non-selvedge denim. Satu hal yang paling jelas terlihat adalah tepian fabric yang ‘ditutup’ atau diberi ‘kesan selesai’ (selvedge), dan yang satunya dibiarkan berumbai (non-selvedge). Dari satu hal ini, jelas bahwa selvedge denim lebih niat dan peduli terhadap detail dibanding non-selvedge.
Aspek lain yang harus diperhitungkan dalam menilai bagus tidaknya sebuah denim tentu saja masih banyak lagi. Mari kita ambil contoh, let’s say, kualitas dari cotton yang digunakan. Cotton A dengan kualitas lebih baik dari Cotton B. Cotton A akan digunakan untuk membuat non-selvedge denim, dan cotton B untuk selvedge denim. Apakah hal ini membuat selvedge denim lebih baik dari non-selvedge? Sudah jelas jawabannya.
Namun, kita juga harus berkaca pula pada era sebelum non-selvedge atau sebelum jeans menjadi komoditi industri dengan demand yang sangat tinggi. Hanya ada satu pilihan mesin yaitu shuttle-loom dengan kuantitas produksi serta lebar fabric yang sangat terbatas, karena harus ‘ditutup’ di bagian tepinya. Sehingga mungkin di tengah keterbatasan kuantitas tersebut, selvedge denim memaksimalkannya dengan menaikkan kualitas dari bahan-bahan yang digunakan.
Di era sekarang, dengan berbagai inovasi dan keefektifan di industri denim, bisa jadi selvedge denim punya kualitas kurang baik jika dibandingkan dengan non-selvedge kualitas terbaik yang kebetulan memiliki demand tinggi, dan permintaannya pun bisa ditutupi oleh kapasitas produksi.
Apakah selvedge lebih baik dari non-selvedge?
Tidak semua selvedge lebih baik dari non-selvedge.