Pada kesempatan kali ini team Darahkubiru mewawancarai salah satu mamber yang sudah lama aktif di forum, yaitu Caesario Ibrahim "Retroflux". Mungkin nama tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kalian, Rio sudah menjadi pembaca dan kontributor setia di forum dan sekaligus merangkap sebagai seorang Editor di Footurama. Kami memilih Retroflux untuk dijadikan artikel My Favorite kali ini karena menurut kami beliau mempunyai selera yang menarik.
Blue Bell Wrangler merupakan salah satu brand paling tua dan legendaris sebagai produsen denim di dunia. Sejak tahun 1910an, Blue Bell sudah menyediakan produk-produk denim dan workwear yang handal bagi para pekerja dan para rodeo champion di jamannya. Hingga kini nama Blue Bell Wrangler sendiri sangat erat hubungannya dengan rodeo dan style Americana pada umumnya. Mari kita lihat bagaimana Blue Bell membangun sejarahnya hingga kini.
Populer dengan Natural Indigo yang digunakan pada Denimnya, Zipang merupakan top of the line dari produk jeans Kapital. Satu hal yang tak boleh terlewatkan dalam mengulas pair ini adalah denim dan dye source-nya. Diproses dengan Skein dyeing menggunakan Bushu-Ai dye of Saitama, yarn yang dihasilkan menjadi berbeda. Bagian inti yarn pada umumnya tidak terwarnai oleh proses dyeing yang dilakukan, sedangkan pada jeans, yarn ini terwarnai sampai ke bagian dalam (core). Yarn ini yang dinamakan Indigo No. 3 Yarn, dan digunakan pada TH Zipang.
Saatnya kita memilih item favorit dari semua produk Lee yang sudah kita bahas di sini yang termasuk dari Lee 101B 1930, Lee 101B Europe, Lee 101Z 1952, Lee 101Z Europe sampai produk Lee lainnya. Sebelumnya kita telah membahas mengenai pilihan Wrangler kami.
Beberapa saat lalu kami sempat bertukar email dan pertanyaan dengan Taichi Arakawa dari DenimProject, sebuah brand denim kecil di Jepang yang memfokuskan diri pada reproduksi jeans-jeans khususnya Levi's. DenimProject sendiri berawal dari beberapa orang yang berkumpul di 2ch, sebuah forum online besar di Jepang, dan sepakat untuk mencoba membuat replika jeans Levi's. Kami selalu suka cerita sebuah brand denim yang berawal dari bertemunya beberapa orang di sebuah online forum, maka dari itu kita mencoba mengkontek DenimProject dan menanyakan beberapa hal mengenai projek mereka.
Pada tahun 2011 kemarin kita telah memberikan awards untuk kategori PAHI Â of the year bagi para member forum dan awards untuk kategori tersebut dimenangkan oleh ID yyoy dan dits. Pada kesempatan kali ini team dari darahkubiru mendapat kesempatan mewawancarai salah satu dari mereka yaitu Adystra Bimo (yyoy). Pada edisi My Favorite ini, kita ingin membahas equipment apa saja yang sering dipakai dan difavoritkan oleh Adystra Bimo beserta alasannya.
Melanjutkan bincang-bincang kami dengan para pengunjung Wall Of Fades 2011, kami juga mencoba bercengkerama dengan para tenant yang mengisi market Wall Of Fades 2011. Kami mencoba menanyakan bagaimana hubungan Wall Of Fades dengan brand mereka serta bagaimana pendapat mereka mengenai brand lokal dan perkembangannya. Mari kita simak apa yang para tenant Wall Of Fades 2011 katakan mengenai hal-hal tersebut.
Darahkubiru sudah cukup lama memikirkan kemungkinan membuat official merchandise bagi para pembacanya. Yang ada dibayangan kami, merchandise yang pantas untuk komunitas penggemar denim ini adalah seperti sebuah jeans ataupun produk yang menggunakan warna dasar jeans, indigo. Beberapa saat lalu kami sudah memberikan sedikit teaser mengenai kolaborasi jeans dengan PotMeetsPop bersama dengan INDIGO (Indonesian Denim Group), dan saat ini kami sedang tengah merampungkan official merchandise kami yaitu sebuah indigo dyed tee yang bekerjasama dengan Bluesville.
Hari Jumat kemarin kami menyempatkan diri untuk berkunjung ke salah satu perhelatan denim di Indonesia yaitu The Denim Market III yang diselenggarakan oleh rubrikgroup. Acara yang sudah kali ketiganya ini merupakan sebuah acara yang memfokuskan pada semacam bazaar dan pasar denim yang menampilkan brand-brand denim dan denim related yang sedang berkembang di Indonesia. Denim Market yang ketiga ini kabarnya diadakan di tempat yang jauh lebih besar dari yg sebelumnya dengan tenant yang lebih banyak pula. Acara ini berlangsung di antara 26 Mei - 29 Mei 2011.
Selama ini kita mengenal negara Vietnam dengan Phở noodlenya yang segar, sungai Mekong yang elok, perang Vietnam atau faham komunisnya. Namun, tahukah INDIGO readers sekalian bahwa di sebelah utara Vietnam terdapat perkebunan tanaman Indigo, tepatnya di desa Sa pa. Sapa merupakan desa paling utara dari Vietnam dan terletak 63 kilometer dari perbatasan Vietnam-China. Bukan hal yang mudah memang untuk mencapai kota ini. Jika anda mendarat dari Ho Chi Minh City, anda harus terbang selama 2,5 jam menuju Hanoi, naik kereta selama 9 jam ke Là o Cai, berkendara 4 jam ke Sa pa, dan trekking bukit selama 12 kilometer (+/- 6jam). Tapi semua itu tidak akan sia-sia dengan semua pengalaman menyaksikan proses Indigo dyeing khas desa Sa pa.